Jumat, 01 Januari 2021


 

 

STRUKTUR KEPENGURUSAN HIMAKASI PERIODE 2020/2021

 

Ketua Himakasi            : Sinta Dwi Yulianti

Wakil Ketua Himakasi : Vinna Marlita Sari

Sekretaris                      : Nadila Aprilia Y

Weninda Rizky A.

Bendahara                     : Anneke Shierly F

Intan Purnama P.

 

DIVISI INTERNAL

Koordinator : Erik Hartono

 

 

1. Dept. Kajian Keilmuan : Shella Septiani (CO)

- Mella Junie Wijayanti

- Sri Wahyuni

- Shintya Mellinia Rani

- Triana Oktavia Putri

- Delia Risma N

- Elviana Novita E.

 

2. Dept. Organisasi : Moch Ardan (CO)

- Evita Noviani

- Rika Jepri Irawati

- Satria Nur Faizi

- Nafisatur Riza Fahmi

- Tassya Rizkykha R

- Yayang Dea Masuqa

 

DIVISI EKSTERNAL

Koordinator : Feri Doni S

 

1. Dept. Informasi Publikasi : Pipit Andriani (CO)

- Rino Yuli Aditia

- Anindya Ayu Safitri

- Prasetyo Wibowo

- Imildha Oktavia

- Witji Sri Rahayu

 

2. Dept. Perguruan Tinggi : Oktavira Tiara (CO)

- Ferdy Bagas Cahyono

- Fikri Ardan Isnaini

- Susan Natalia

- Bella Ayu A

- Ririn Fitriyah

 

DIVISI PSDM

Koordinator : Fitriani Nur O

 

1. Dept. Kewirausahaan : Lilin Devi Anggraini (CO)

- Shinta Okki Dianna

- Lia Erliana

- Andik Purnomo A

- Vega Aldini

 

 

2. Dept. Minat & Bakat : Fajar Rio (CO)

- Frans Ditya Ari Diva Pratama

- Pipit Ritma

- Riska Putri Haniati

- Heffy Auliya

- Wika Praharsiwi Dewanti

 

HIMA AKUNTANSI

Himpunan Mahasiswa Akuntansi atau lebih disebut HIMAKASI, adalah sebuah organisasi kelembagaan guna menaungi Mahasiswa Akuntansi. HIMA Akuntansi bergerak dan berprogres dalam bidang akademik untuk mahasiswa yang lebih unggul.

HIMAKASI juga merupakan wadah atau sarana bagi semua mahasiswa Program studi Akuntansi yang memiliki kemauan dan kemampuan berorganisasi untuk menyalurkan bakatnya serta menampung aspirasi mahasiswa, sehingga terwujud idealisme mahasiswa.

Kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan HIMAKASI merupakan kegiatan yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang diajarkan di program studi Akuntansi dan pembentukan jiwa kepemimpinan yang humanis, sosialis, dan religius. Diharapkan dari kegiatan – kegiatan tersebut mampu meningkatkan kemampuan hardskill dan softskill mahasiswa.

VISI

Mewujudkan HIMAKASI sebagai organisasi yang profesional dengan kualitas kerja nyata, inovatif, aspiratif dan menjunjung tinggi tridharma perguruan tinggi dengan berlandaskan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

MISI

1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi toleransi dalam lingkup program study akuntansi.

2. Menjadi wadah penampung dan penyalur aspirasi anggota maupun pengurus serta mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa akuntansi.

3. Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak internal maupun eksternal Himakasi.

4. Mempererat kekeluargaan pengurus Himakasi agar tercipta sinergi dan loyalitas

BIDANG-BIDANG

  1. Devisi Internal

Devisi internal terdiri dari:

·         Departemen kajian keilmuan

Tugas dan fungsi dari bidang keilmuan adalah sebagai wadah terciptanya mahasiswa yang berintelektual dan berwawasan luas dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkontribusi dalam menuangkan pendapat. Serta meningkatkan kualitas akademik bagi pengurus Himakasi maupun mahasiswa Akuntansi. Serta menggali dan meningkatkan potensi akademik mahasiswa Akuntansi, mendorong terciptanya mahasiswa yang berintelektual, memberikan wadah untuk mahasiswa berkreatifitas dan menuangkan ide-idenya, dan mengembangkan softskill (software akuntansi) bagi mahasiswa Akuntansi dan Perpajakan.

 

 

·         Departemen organisasi

Tugas dan fungsi dari departemen organisasi adalah mengawal dan mengawasi tertib jalannya organisasi, turut serta membantu Badan Pengurus Harian dalam mengontrol dan menjaga keutuhan kepengurusan dari awal periode sampai akhir periode, serta ikut berkontribusi dalam setiap program kerja ditetapkan, menjaga keutuhan HIMAKASI. Serta melakukan konsolidasi antar lembaga eksekutif dalam menata terciptanya stabilitas organisasi.

  1. Devisi Eksternal

Devisi eksternal terdiri dari:

·         Departemen informasi publikasi

Tugas dan fungsi dari bidang kominfo adalah sebagai wadah dan tempat untuk menjalin komuniksi dan menyebarluaskan informasi penting melalui media informasi dan komunikasi kea rah ruang lingkup eksternal maupun internal, sehingga mampu menciptakan hubungan baik antara mahasiswa khususnya Akuntansi  FEB Ekonomi dengan Himakasi. Membantu dan mempermudah Himakasi untuk mendapatkan informasi-informasi baik dari internal maupun eksternal serta memperluas wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Akuntansi.

Membuat nama besar HIMA Akuntansi menjadi lebih eksis dan dikenal di kalangan bebas sehingga dapat terjalin banyak relasi.

 

·         Departemen perguruan tinggi

 

  1. Devisi PSDM

Devisi PSDM terdiri dari:

·         Departemen kewirausahaan

Departemen Kewirausahaan bergerak dalam kegiatan kewirausahaan  yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Departemen Kewirausahaan berperan sebagai wadah yang menjembatani pendidikan serta penelitian dan pengembangan dalam kegiatan berwirausaha sehingga dalam setiap kegiatannya, departemen kewirausahaan bergerak atas kesadaran mahasiswa akan pentingnya berwirausaha. Lingkup kerja Departemen Kewirausahaan Himakasi adalah internal dan eksternal. Internal di sini berarti untuk seluruh mahasiswa-mahasiswi Sastra Jerman dan Eksternalnya adalah Masyarakat luas sebagai konsumen produk unggulan dari Departemen Kewirausahaan.

 

·         Departemen minat dan bakat

Bertanggung jawab terhadap segala bentuk pengembangan minat dan bakat mahasiswa akuntansi dan Membimbing mahasiswa akuntansi, khususnya dalam pengembangan potensi mahasiswa di bidang olahraga dan seni, mewujudkan segala sesuatu yang berhubungan dengan nilai-nilai sportivitas dan kreativitas mahasiswa.

 

 

 

 

 

Selasa, 11 April 2017

SK, CONTACT PERSON, VISI, DAN MISI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI



Program Studi Akuntansi


SK Penyelenggaraan 1431/D/T/K-VII/2009, Tanggal Berdiri 12 September 1995

Status Terakreditasi BAN-PT 1119/SK/BAN-PT/Ak-SURV/S/X/2015

E-mail : akuntansi.fe@unpkediri.ac.id - SMS Center : 62201 - 085851315526
Website : akuntansi.fe.unpkediri.ac.id

Visi :
Menjadi Program Studi yang memiliki keunggulan kompetitif dalam mengembangkan ilmu akuntansi dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten di bidang akuntansi yang memiliki jiwa entrepreneur serta mampu menghadapi perubahan, baik secara nasional maupun internasional.

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Melaksanakan pendidikan akuntansi yang beroroentasi pada kebutuhan dan perkembangan ilmu akuntansi dan teknologi akuntansi untuk menghasilkan lulusan dengan kualitas tinggi.
3. Mendidik, mengembangkan, dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten di bidang akuntansi yang memiliki kemampuan entrepreneurship, berdaya saing, dan berkarakter unggul.
4. Mengupayakan kegiatan penelitian dan pengembangan akuntansi yang mempunyai konstribusi pada kemajuan ilmu akuntansi dan teknologi ilmu akuntansi.
5. Menyelenggarakan dan meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atas dasar tanggung jawab sosial demi kepentingan masyarakat.

Rabu, 05 April 2017

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH


Saat ini entitas bisnis di Indonesia dalam menyelenggarakan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan mengenal dua jenis standar akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu SAK berbasis IFRS serta SAK ETAP. Tidak lama lagi, bakalan ada tambahan satu jenis SAK lagi yang dapat menjadi pilihan bagi entitas bisnis di Indonesia yaitu SAK EMKM, dimana Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (ED SAK EMKM) telah disahkan oleh DSAK IAI dalam rapatnya pada tanggal 18 Mei 2016.
Seperti yang dipublikasikan di situs resmi IAI pada tanggal 8 Juni 2016 kemarin, IAI menyatakan bahwa dengan disahkannya ED SAK EMKM ini, maka standar akuntansi keuangan di Indonesia nantinya akan menjadi lengkap dengan tiga pilar standar akuntansi keuangan, yakni SAK Umum yang berbasis IFRS, SAK ETAP, dan SAK EMKM. Masing-masing pilar utama tersebut merupakan dukungan infrastruktur dalam konteks standar akuntansi keuangan yang dapat mencerminkan esensi dari entitas dunia usaha di Indonesia, yaitu :
  1. SAK Umum yang berbasis IFRS merupakan standar akuntansi yang mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi yang dilakukan oleh entitas dengan akuntabilitas publik signifikan;
  2. SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan namun menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi penggunanya; dan
  3. SAK EMKM (saat ini masih berupa ED) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menegah.
GatraNews dalam publikasinya tanggal 16 Juni 2016 berjudul “Dorong EMKM Capai Literasi Keuangan, IAI Siapkan Standar Akuntansi" menulis bahwa :
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai mayoritas Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (EMKM) di Indonesia sulit mendapatkan akses ke perbankan dan sumber pendanaan lainnya. Kondisi ini terjadi karena EMKM tidak memiliki laporan keuangan yang memadai dan sesuai standar yang berlaku di industri keuangan. Padahal, kontribusi EMKM terhadap pertumbuhan ekonomi domestik mencapai 60 persen. Bahkan sektor EMKM menyerap 97 persen tenaga kerja produktif Indonesia dan berperan sebagai penyangga ekonomi nasional di saat krisis.
Dalam rangka mewujudkan EMKM Indonesia yang maju, mandiri, dan modern serta mampu mengakses sumber pendanaan industri keuangan, IAI sebagai standard setter menyiapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Menengah (SAK EMKM). 
Lantas, kriteria entitas bisnis seperti apa yang dapat menggunakan SAK EMKM ini nantinya ?
IAI menyatakan bahwa Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan rentang kuantitatif EMKM.
Adapun UU No.20 Tahun 2008 dalam Pasal 6 mengatur bahwa kriteria Usaha Mikro adalah jika memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 Juta. Kriteria Usaha Kecil adalah jika memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 Juta sampai dengan Rp 500 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 Juta sampai dengan Rp 2,5 Milyar. Sedangkan kriteria Usaha Menengah adalah jika memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 Juta sampai dengan Rp 10 Milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 Milyar sampai dengan Rp 50 Milyar.
SAK EMKM ini rencananya akan mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018.
Bagi yang membutuhkan ED SAK EMKM tersebut dapat diperoleh melalui link berikut ini : ED SAK EMKM

Materi SAK EMKM dalam format PowerPoint dapat diunduh di sak-emkm-18122016

Rabu, 18 Januari 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI INDONESIA DAN DUNIA


A. Sejarah Akuntansi
 
     Pada dasarnya akuntansi itu sama yaitu sarana bagi manajemen untuk mengkomunikasikan posisi keaungan, kinerja dan perubahan posisi keaungan kepada pihak yang berkepentingan. Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun internasional. Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Lucalah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya.
     Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Perkembangan Akuntansi
Tahun 1775 Pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry  maupun double entry.
Tahun 1800 Masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825 Mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850 Laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900 Di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925 Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya“punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975 Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data. Lalu, sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). Hingga Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975 Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal. Dan Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.


B. Perkembangan Akuntansi di Indonesia

     Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukti yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia.
     Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997).
     Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor  di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
     Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
     Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).

    STRUKTUR KEPENGURUSAN HIMAKASI PERIODE 2020/2021   Ketua Himakasi             : Sinta Dwi Yulianti Wakil Ketua Himakasi : Vinn...